Tega Itu Saat Kamu Sengaja Membuat Orang Jatuh Cinta, Namun Menolak Untuk Bersamanya



Cinta, sebuah kata yang sanagt istimewa di dunia ini. Sebuah kata yang menggambarkan sebuah perasaan mendalam bagi yang merasakannya. Cinta, perasaan yang datang dan perginya sering kali tak pernah kita duga. Hanya tiba-tiba terasa, hingga begitu mengalir dalam hidup yang kita punya. Membuat banyak orang bisa tersenyum sendiri. Ataupun sebaliknya, bisa membuat orang sedih bahkan menangis berlama-lama sendiri.

"Aku tak tahu kapan datangnya, namun aku merasa
semakin dekat tat kala kau mulai berikan banyak perhatian."

Cinta yang terasa dalam hati ini, datang ketika seseorang memberikan sebuah perhatian. Ia memberikan perhatian khusus kepada kita. Awalnya memang terasa biasa saja, kita tak ingin terlalu percaya diri menganggap perhatian itu adalah perhatian yang memang dikhususkan bagi kita. Kita masih menganggap hal itu wajar-wajar saja dilakukan oleh seorang teman. Sebuah perhatian tanda jalinan pertemanan atau persahabatan. Walau dalam hati tetap menduga dan bertanya, apakah si dia memberikan perhatian khusus kepada kita.

"Lambat laun perhatianmu begitu sering untukku, seolah engkau memang istimewakan aku."

Waktu yang terus bergulir, kita mulia merasakan bahwa memang perhatian itu memang teristimewa dilakukannya untuk kita. Ia dengan seringnya memberikan sapa, memberikan candaan, memberikan senyuman dan lain sebagainya. Seolah banyak mengisi hari-hari kita tak seperti hari-hari yang sebelumnya. Hingga akhirnya kita menjadi ingin bertanya kepadanya, apakah arti dari semua yang telah diberikannya kepada kita. Namun kita tak ingin terlalu cepat bertanya atau memberikan kesimpulan. Kita masih menunggu momen yang tepat untuk menanyakannya. Apakah ada keseriusan atau hanya sebatas rayuan perhatian semata.

"Engkau sering membuatku tersenyum sendiri, apakah engkau menyadari hal itu?"

Lambat laun kita terbayang akn perhatian yang ia berikan. Semua kepedulian yang telah ia curahkan membuat kita sering tersenyum sendiri. Kita mulai menyadari, bahwa ia telah berhasil menumbuhkan perasaan yang istimewa di hati kita. Telah tumbuh harapan cinta untuk dirinya. Ada rasa rindu dan nyaman ketika mendapatkan perhatiannya. Namun kita sendiri juga masih gelisah, kenapa ia seoalh hanya bisa merayu dan menggombali kita semata. Apakah perasaan yang ia tumbuhkan itu biasa saja baginya. Apakah sebenarnya dia hanya bercanda saja dengan kita. Ah rasanya itu seperti tak mungkin, ia begitu sering memberikan perhatian dan rayuan.

"Kucoba bertanya tentang keseriusan, kucoba bertanya tentang perasaaan. Namun ternyata tak ada jawabnya."

Kita mulai bertanya-tanya kepada dirinya. Sebenarnya apa yang ia berikan selama ini kepada kita, apa tujuan dari semua perhatian kepada kita. Kita mengerti, bahwa sesungguhnya dia telah memahami bahwa kita telah jatuh cinta kepadanya. Namun ia tetap diam saja, bahkan seolah setelah berhasil menumbuhkan perasaan di hati. Justru ia seolah sedikit mengurangi porsi perhatiannya. Setiap disinggung tentang perasaan, dia justru seolah ingin menghilang. Ia ingin menghindar dari semua pertanyaan perasaan yang terlanjur tumbuh. Hingga akhirnya kekecewaan dalam hati kita pun memuncak dan mungkin berkahir air mata yang tak terbendung lagi. Tat kala ia menjelaskan, bahwa ia tak pernah berharap untuk bisa bersama kita.

"Kenapa engkau sengaja membuatku jatuh cinta, namun tak ingin menyambutnya. Engkau tega!"

Rasanya ingin marah kepadanya, perasaan kecewa begitu memuncak terhadapnya. Namun apalah daya, kita sadar bahwa memperpanjang masalah itu membuat kita semakin merasa kecewa. Kita mengerti, sudahlah menghardik diri sendiri karena terlanjur mencintai. Mencoba melupakan dan mengikhlaskan orang yang tak tahu diri, biarlah orang yang telah menyakiti hati itu pergi. Kita belajar memahami, bahwa kita perlu hati-hati terhadap rayuan-rayuan manis lagi. Mencoba bersabar untuk menghapuskan cinta yang baru tumbuh, biarlah terganti nanti dengan benih-benih cinta yang penuh kesadaran. Tak terpancing dengan rayuan dan juga gombalan perhatian.

"Terima kasih telah mengajariku arti keseriusan, orang seperti dirimu memang tak pantas aku beri kepercayaan."

0 Response to "Tega Itu Saat Kamu Sengaja Membuat Orang Jatuh Cinta, Namun Menolak Untuk Bersamanya"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.