Filosofi Kupu-Kupu - Untuk Jadi Indah Memang Harus Berdiam Menjadi Kepompong

Image : normantis.com
Kupu-kupu, suatu binatang yang biasa kita lihat berterbangan di antara bunga-bunga. Mereka menghisap nektar bunga sebagai makanannya. Terbang kesana kemari dengan warna-warnanya yang indah. Kupu-kupu, suatu binatang yang mengalami proses metamorfosis. Suatu proses dimana binatang mengalami perubahan bentuk yang begitu menonjol dibanding ketika pertama kali dilahirkan. Kita tahu sendiri bahwa kupu-kupu berawal dari telur yang menetas lalu berubah menjadi ulat. Ulat itu lalu berubah menjadi kepompong, hingga pada suatu hari setelah berdiam beberapa waktu akhirnya muncullah binatang nan indah dari dalam kepompong itu. Lahirlah kupu-kupu cantik yang penuh warna.

Dari perjalanan kupu-kupu itu memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Tentang sebuah perubahan yang bisa kita lakukan agar hidup kita menjadi indah, agar diri kita menjadi indah, agar sosok kita menjadi istimewa. Mungkin saja diri kita memang awalnya seperti ulat, nampak begitu menggelikan. Bahkan dipandang sebagai binatang yang akan merusak sebuah tanaman jika dibiarkan. Adapula yang menganggapnya sebagai binatang yang menjijikkan pula. Hal itu karena memang bentuknya yang bertekstur empuk dan lembek. Serta tak jarang mempunyai bulu-bulu yang membuat kita gatal ketika berada di dekatnya. Namun setelah sang ulat bertapa dalam kepompong. Jadilah ia keluar dengan balutan indah sayapnya. Hal ini tentang diri kita yang berbenah diri dengan memahami secara pribadi. Mau merenung, mau berusaha dengan baik, serta meninggalkan berbagai hal yang tak bermanfaat bagi kita. Istilah orang Jawa menyebutnya sebagai sebuah proses "Tirakat". 

Kita tentu tidak bisa mutlak harus seperti ulat yang mengunci diri dalam kepompong. Kita tidak mungkin harus berdiam diri dalam gua dalam waktu beberapa bulan untuk bisa berubah. Bukan pula berdiam dalam kamar lalu mengunci pintunya selama beberapa hari. Dalam hal ini tentang diri kita yang menempatkan diri dalam sebuah proses menuju ke arah yang lebih baik. Bisa jadi kepompong itu ibarat sekolah kita, pendidikan kita, pekerjaan kita atau usaha-usaha yang kita lakukan. Sekolah kita sedang memproses diri kita menjadi lebih baik. Pendidikan yang kita jalani sedang mendidik kita jadi orang yang lebih istimewa. Begitu juga dengan pekerjaan dan usaha kita. Hal itulah yang akan mengubah diri kita menjadi istimewa jika memang kita sabar dalam menjalani dan menyelesaikannya. 

Kita bisa melihat sendiri di lingkungan sekitar kita. Tentang perbedaan orang yang tidak melakukan apa, hobinya hanya hura-hura dan main-main saja. Tentu berbeda dengan teman kita yang mau berproses di sekolah atau mau bekerja dengan baik. Jika memang diri kita saat ini sedang menempuh pendidikan, maka memang kita harus sabar dalam menjalaninya. Suatu saat juga kita akan lulus dan keluar menjadi kupu-kupu yang nampak istimewa. Mungkin kita akan banyak tergiur dengan dunia luar teman-teman kita yang tak sekolah. Memang begitulah godaan ketika menjadi kepompong. Jika kita menyerah maka kita tidak akan menjadi kupu-kupu yang indah. Begitu pula bagi kita yang saat ini sedang menjalani pekerjaan atau membangun usaha. Tetaplah semangat menjalani proses yang ada. Kita sedang menjadikan diri kita semakin istimewa dengan semua kesibukan kita itu. Sederhananya, untuk menjadi sosok yang istimewa memang diri kita harus sabar dalam menjalani proses mengusahakannya.

0 Response to "Filosofi Kupu-Kupu - Untuk Jadi Indah Memang Harus Berdiam Menjadi Kepompong"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.