FILOSOFI MENCARI ILMU ADA TIGA TAHAPAN.- PETUAH UMAR BIN KHATAB



Mencari ilmu adalah sesuatu perbuatan yang sangat mulia dilakukan oleh seseorang. Hal itu karena ilmu sendiri ada sesuatu yang sangat mulia. Dengan mencari ilmu maka seseorang akan bertambah pengetahuan. Pengetahuan yang bisa membuatnya lebih mengenal dan memahami apa yang ada di dunia ini. Seseorang bisa saja menjadi orang yang baik karena pengetahuan yang telah didapatkannya itu. Namun juga bisa menjadi sosok yang tidak baik karenannya. Semua tergantung bagaimana didirinya memposisikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkannya. Termasuk ketika ia masih sedang dalam tahap belajar, seseorang akan mempunyai kebijakan tersendiri ketika melaluinya.

Umar Bin Khatab, salah satu sahabat nabi Muhammad SAW yang sangat bijaksana. Ia juga pernah menjadi seoarang pemimpin umat islam pada masanya. Umar Bin Khatab memberikan petuah luar biasa tentang seseorang yang menuntut ilmu. Kurang lebih berikut kutipan kalimatanya :

"Ilmu itu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahap pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya."



Dari apa yang disampaikan oleh Umar Bin Khatab tersebut memberikan sebuah pelajaran berharga kepada kita ketika kita sedang mencari ilmu. Berikut AJP menguraikannya dengan pandangan versi AJP.

Tahapan yang pertama dalam mencari ilmu :"Jika seseorang memasuki tahap pertama, dia akan sombong."

Pada tahap ini adalah tahap permulaan seseorang sedang belajar. Entah itu belajar dalam bangku sekolahan atau tempat pendidikan yang lain. Pada tahap ini mungkin sering kita melihat teman kita yang baru saja masuk sebagai siswa baru entah itu di sebuah sekolahan, perkuliahan, atau mungkin pondok pesantren. Baru saja sebentar dia masuk, dia merasakan bahwa dia mendapatkan ilmu pengetahuan baru yang belum dimiliki oleh teman-temannya yang lain. Dia merasa luar biasa sekali, padahal dirinya baru saja mencicipi ilmu pengetahuan. Dia merasa hebat, merasa mempunyai ilmu yang begitu tinggi. Hal ini tentang kesombongan pada diri kita sendiri, merasa kita mempunyai hal yang sangat hebat yang tidak orang lain punya. 

Hal seperti di atas mungkin juga pernah kita rasakan, kita merasa begitu tinggi ilmunya ketika kita masuk pada jenjang sekolahan yang lebih tinggi. Jenjang yang lebih tinggi dari teman-teman kita. Kita begitu percaya diri dengan hal ini dan itu. Bahkan jika lebih parah, kita tidak hanya menjadi sombong kepada orang lain. Jika ada orang yang sekolahnya tidak setinggi kita. Maka dengan sigap kita ingin membantai semua pendapatnya dengan ilmu pengetahuan yang kita punya yang baru sedikit itu. 

Kesombongan memang tidak semuanya dilakukan oleh orang yang baru mincicipi masa belajarnya. Tidak semua orang menjadi sombong, tidak semuanya akan menjadi sosok yang penuh gaya dengan ilmunya yang baru itu. Namun hal ini sebagai pelajaran bagi kita untuk waspada terhadap diri sendiri. Waspada ketika kita sedang mempelajari sesuatu, ketika kita sudah mulai menguasai suatu hal. Maka kita tidak boleh menyombongkan diri, kita hanya baru saja mencicipi sebuah pengetahuan. Pada hakikatnya masih ada banyak sekali orang yang lebih berpengetahuan dari kita.

 Tahapan yang kedua dalam mencari ilmu :

"Jika dia memasuki tahapan  kedua, maka dia akan rendah hati."

Pada tahapan yang kedua ini, seseorang tidak lagi merasa dirinya adalah orang yang sangat pintar. Tidak lagi ia menganggap bahwa dirinya adalah sosok yang lebih berpengetahuan dari orang lain. Pada tahapan kedua ini seseorang telah mendapatkan pencerahan dari ilmu yang didalaminya. Ia menjadi pribadi yang sudah mau menerima pengetahuan. Ia tidak merasa lebih besar dari pengetahuan, ia sudah sadar bahwa pengetahuan itu yang bisa membuatnya jadi besar. Ia menjadi sosok yang lebih mengerti kepada orang lain. Merasa bahwa dirinya memang sosok yang harus terus belajar, karena selama ini masih dalam ketidaktahuan.

Mungkin saja kita pernah melihat teman-teman kita yang sudah lama dalam belajar di suatu tempat. Kalau kita anggap mungkin saja dia sudah tidak berada pada tahapan pertama dalam mencari ilmu. Atau mungkin dirinya sudah memiliki gelar-gelar pada namanya, atau jabatan yang terlihat sangat istimewa. Namun mengapa dirinya masih sombong dan banyak gaya di depan orang lain. Mengapa ia tidak menjadi rendah hati terhadap ilmunya. Tahapan kedua ini mungkin saja bukan hanya sekadar tentang lamanya waktu, bukan sekadar seberapa lama ia telah belajar. Namun tentang tahapan kesadaran diri terhadap ilmu pengetahuan yang telah diciptakan Allah Ta'ala. Mungkin saja teman kita itu memang dari dulu masih berada di tahapan pertama. Ia masih merasa bahwa ia adalah sosok yang begitu pintar dibanding orang lain, ia belum memasuki tahapan kerendahan hati.

 Tahapan yang kedua dalam mencari ilmu :
"Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya."

Pada tahapan ketiga inilah seseorang merasa bahwa dirinya memang tidak ada apa-apanya dibanding luasnya pengetahuan yang ada di dunia ini. Ia merasa begitu kecil dibandingkan luasnya pengetahuan yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Ia sudah sadar bahwa ia baru mencicipi tidak lebih dari setitik debu di tengah gurun. Bahkan mungkin entah debu itu harus dibagi menjadi beberapa bagian lagi. Sungguh sedikit sekali ilmu yang baru ia terima. Ia masih harus terus belajar, masih banyak hal yang memang perlu dipelajari. Tidak ada lagi kesombongan pada dirinya bahwa dia memiliki banyak pengetahuan. Ia sadar begitu sangat kecil dibanding semua ilmu pengetahuan yang ada.

Orang-orang seperti di tahapan ketiga ini tentu sangat rendah hati. Dia begitu menghargai orang lain, sekalipun orang lain itu sederhana saja. Ia tidak mau meremehkan orang lain, sekalipun mungkin orang yang ditemuinya bukanlah sosok yang terpelajar seperti dirinya. Ia sadar bahwa mungkin orang-orang yang ditemuinya justru lebih berpengetahuan darinya. Ilmu itu memang tidak terlihat oleh mata. Hanya memang terkadang tercerminkan oleh sebuah tindakan. Namun memang semuanya tidak pernah terlihat. Orang yang berada di tahapan ketiga ini tentu juga bukan masalah gelar atau jabatan yang dia peroleh. Pencerminan yang terlihat adalah bagaimana sifat dan perilakunya terhadap orang lain dan terhadap ilmu pengetahuan. Hingga orang-orang pada tahapan ketiga ini berfikiran sangat terbuka, karena ia memang sangat terbuka dengan pengetahuan baru. Ia menjadi orang yang sangat bijaksana, bijak menyikapi hal-hal yang terjadi di lingkungannya. Dia tidak menunjuk-nunjukkan kepintarannya, namun orang lain sudah tahu bahwa dirinya memang berpengetahuan. Dia tidak memamerkan kelebihan ilmunya, namun orang lain sudah menyadari bahwa dirinya adalah sosok yang cerdas.

3 Responses to "FILOSOFI MENCARI ILMU ADA TIGA TAHAPAN.- PETUAH UMAR BIN KHATAB"

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.