FIlosofi Dua Tali Sepatu, Kita Bisa Berjalan Jika Terpisah. Namun Akan Jatuh, Jika saling Ikat.


Seiring kita telah berteman sejak lama, mengenalmu bukanlah sesuatu yang harus dipertanyakan lagi. Sudah cukup waktuku untuk bisa mengenal dirimu, memahami dirimu dengan semua tingkah lakumu. Walau aku tahu bahwa tentu aku tak sepenuhnya bisa mengenali semua sifatmu. Wlau aku mengeti bahwa diriku tak sepenuhnya bisa mengetahui semua hal tentang dirimu. Namun kiranya pertemanan di antara kita sudah bisa disebut sebagai sahabat. Kita sudah begitu akrab, kita sudah begitu dekat.

"Entah apakah salah, jika akhirnya tumbuh rasa yang istimewa diantara kita."


Lambat laun aku menyadarinya, bahwa memang ada yang istimewa di antara hubungan kita ini. Aku dan dirimu pun menyadari hal itu. Ada perasaan butuh ketika tidak ada dirimu. Ada perasaan rindu jika tidak bertemu denganmu. Awalnya aku hanya bertanya-tanya, mungkin hanya sebatas rasa kangen dan rindu layaknya seorang sahabat.  Namun ternyata memang perasaan itu terasa berbeda, kerinduan yang mendalam dari  hati ini. Rindu untuk sekadar bercanda tawa denganmu, rindu ingin mendengar sapa dan semua kalimat-kalimat yang keluar dari bibirmu.

"Sedikit demi sedikit perasaan itu terungkap, namun rasanya persahabatan kita menjadi aneh terasa."

Aku sering mendengar saat ada asmara di antara sebuah hubungan persahabatan. Maka ada beberapa kemungkinan, persahabatan itu berubah menjadi tahap pengenalan untuk menjadikan perasaan cinta lebih terasa kuat dan mendalam. Ada pula yang justru membuat persahabatan itu menjadi renggang, karena memang lebih cocok untuk menjadi sahabat. Entah alasan apa untuk tipe yang kedua ini, namun nyatanya seperti inilah yang memang kita rasakan. Mengapa rasa ini justru malah membatasi hubungan kita hingga tak seperti biasanya. Justru kita bukan semakin akrab justru sekarang menjadi tak seakrab dahulu.

"Mungkinkah dirimu sudah mencintai orang lain? Mungkinkah di hatimu sudah ada sosok lain?"

Aku terkadang berfikir demikian, mengapa kita tak bisa menempatkan asmara itu menjadi sesuatu yang lebih mengakrabkan kita. Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, mungkinkah dirimu sudah mencintai orang lain. Mungkinkah dirimu sudah memiliki calon orang lain. Apakah di hatimu ada sosok yang engkau harapakan menjadi jodohmu. Pertanyaan yang lainnya adalah, kenapa sosok itu bukanlah aku??? Jika aku bertanya demikian, engkau seperti tertunduk dan sedih. Mungkin engkau merasakan hal yang sama, namun berat rasanya jika harus memilihku. Mungkin engkau punya alasan lain yang lebih baik, dan merasa lebih baik jika kita berjalan dengan hidup sendiri-sendiri. Entah itu karena keluarga, entah itu karena pekerjaan, atau pun alasan lain yang sudah engkau yakini. Kita seolah tak bisa bersama, jika dipaksakan bersama justru tak berjalan lebih indah. Aku berharap engkau pun bahagia dengan pilihanmu, aku pun dengan hidupku. Kita memang seorang sahabat, bukan seorang pasangan yang dijodohkan. Seperti dua tali sepatu, kita bisa berjalan berbarengan namun justru akan terjatuh jika kita saling mengikat.

"Semoga engkau tetap menjadi sabahat yang baik buat diriku, sebuah jalinan pertemanan yang membawa manfaat kedepannya." 

0 Response to "FIlosofi Dua Tali Sepatu, Kita Bisa Berjalan Jika Terpisah. Namun Akan Jatuh, Jika saling Ikat."

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.