Cinta Itu Memang Terasanya Di Hati, Bukan Di Mata.

Cinta Itu Memang Terasanya Di Hati, Bukan Di Mata.


"Cinta itu memang terasanya di hati, bukan dimata. Hingga aku akhirnya mengerti, bahwa bahagianya hati adalah karena sebab dari hatimu pula."
Cantik dan ganteng, setiap orang niscaya berharap mempunyai pasangan yang rupawan fisiknya. Kita tak bisa memungkiri bahwa fisik yang rupawan adalah salah satu keindahan yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Suatu ciptaan yang memang sangat indah, hingga menarik perhatian salah satu panca idra kita. Yaitu menarik perhatian mata kita, sebagai salah satu pemandangan yang sangat indah untuk dikagumi. Kita tak bisa membohongi mata kita, bahwa sosok yang mempunyai paras rupawan sering kali membuat kita terpana dan menyukainya. Itu memang hal yang wajar-wajar saja sebagai manusia, kita dilahirkan dengan rasa suka terhadap lawan jenis. Jika tidak, justru hal itu yang menjadi masalah.

Sejenak kita bisa memahami, mengharapkan jodoh dengan paras rupawan itu wajar-wajar saja. Di sisi lain kita pun mengerti, yang bahagia akan paras rupawan sering kali adalah mata kita. Hingga sering kali kita menyukai seseorang hanya karena wajah dan paras fisiknya yang indah. Dia yang ganteng, dia yang cantik. Kita menyukai seseorang karena terpukau terkagum oleh keindahan fisiknya. Hingga suatu saat tat kala ia berinteraksi dengan kita, akhirnya kita menjadi akrab dengan dia. Lambat laun, kita mulai mengenal dia dan memahami dia. Sadar atau tidak, tat kala ia adalah sosok yang baik dengan kita. Maka kita masih betah berinteraksi dengan dia. Sebaliknya, saat sifat perbuatannya tidak baik untuk kita. Kita pun mulai pudar dalam menyukainya, sekalipun ia bertambah menarik dari segi penampilan dan fisiknya. Kita tetap tak betah dengan dirinya, kita mulai mengerti bahwa sosoknya yang dulu kita kagumi karena rupawan wajahnya ternyata tak mampu bahagiakan hati ini.

"Secantik seganteng apapun pasanganmu, hatimu lebih bahagia bukan karena paras wajahnya, namun karena sifat-sifatnya terhadapmu."

Di sisi lain, kita yang mempunyai pasangan yang biasa saja. Tak rupawan namun sederhana saja, namun kita merasa bahagia. Sering tersenyum dan bercanda tawa. Sepertinya kita terbahagiakan dengan tanpa sadarnya, kita terlarut dalam kebahagiaan mencintainya. Bukan karena balutan fisik yang menggoda, namun karena hatinya yang selalu mencurahkan perhatian demi perhatian untuk membahagiakan kita. Sifat-sifat yang ia berikan kepada kita serasa benar-benar membuktikan yang benar-benar itu cinta. Terasanya memng di hati, bukan di mata. Hati yang merasa nyaman, damai dan tersemangati oleh hadirnya. Bukan tentang mata yang mengagumi karena keelokan fisiknya.

Begitulah cinta, cinta memang terasa di hati. Damainya bukan mentok di mata, namun mengalir dalam hati ini. Bukan karena balutan kulit yang membungkus tubuh yang semakin lama semakin mengeriput. Kita mengerti fisik yang kita miliki ini akan senantiasa berubah. Awalnya yang ganteng, berubah menua mengeriput. Awalnya yang cantik, begitu pun akan menua mengeriput. Rupawannya fisik memang bukan yang abadi, hingga kita patut bertanya pada diri sendiri. Apakah kita masih terlalu mendambakan sosok dalam bentuk fisiknya saja. Atau lebih memprioritaskan hati yang tercurahkan oleh sifat-sifatnya?

0 Response to "Cinta Itu Memang Terasanya Di Hati, Bukan Di Mata."

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.