Kau Bagai Pelangi, Begitu Indah Namun Hadirmu Hanya Sebentar Saja

Image Source : www.gambarcantik.blogspot.com

Sehabis hujan seringkali kita melihat pemandangan yang begitu indah. Kita melihat jejeran warna yang melengkung indah berpadu di langit. Kita melihat sebuah pelangi, warnanya begitu nampak indah. Sebuah keagungan ciptaan Tuhan, sungguh Allah memang begitu indah menciptakan pelangi. Hingga sering kali kita terpana dan ingin sekali mengabadikannya. kita tak ingin momen itu terlewat begitu saja. Walau akhirnya kita sadar, seindah apapun pelangi yang muncul niscaya akan segera hilang dan sirna dari pandangan. Hal ini seperti seseorang yang kita rasakan kehadirannya begitu indah bagi kita, namun ternyata ia hanya hadir sekejap saja.

"Pelangi, kau memang seperti pelangi. Begitu indah untuk aku kagumi."

Kita bertemu seseorang yang nampak istimewa. Hadirnya telah membawa
senyum di hidup kita. Dari rasa sepi dan sunyinya perasaan, tiba-tiba karena hadirnya menjadi terhiasi dengan kecerahan. Hadirnya membuat kita lebih semangat, dia begitu indah. Walau awalnya memang tak begitu terang, lama-lama hadirnya semakin jelas untuk hidup kita. Ia sering memberikan perhatian yang membuat kita tertawa kembali. Ia sering memberikan kepedulian, hingga kita merasa sangat bahagia sekali. Akhirnya memang begitu dekat dengan dia.

"Bak pelangi, warnanmu begitu jelas menghiasi langit hatiku."

Dengan berbagai candaan, dia menghibur kita. Dengan berbagai perhatian dia melipur berbagai kesedihan yang terasa. Rasanya tak ingin sekali ia pergi dari dekat kita. Rasanya memang dia itu memang datang untuk kita. Dia membuat hari-hari kita menjadi riang, tak ada dia rasanya ada yang kurang.

"Seperti pelangi, banyak yang mengagumimu. Namun seolah warnan hadirmu itu hanya untukku."

Dia menjadi sosok yang indag, tak khayal banyak yang menyukai ia. Banyak sekali rasanya yang mengharapkan ia. Ia banyak diperhatikan oleh orang lain. Namun, tak kita sangka justru ia memilih  kita untuk menjadi sosok terakrab bagi dia. Entah kita yang merasa, entah kita yang terlalu percaya diri, atau memang kita yang salah rasa, Namun faktanya memang dia begitu dekat dengan kita.

"Namun indah warnamu, tak pernah sekalipun bisa aku sentuh."

Dia memang terasa begitu dekat dengan kita. Namun tak tahu kenapa, seolah hatinya tak dapat kita ketahui dengan pasti. Semakin kita coba mendekat dan menerka, justru ia semakin jauh pula. Kita ingin mengetahui apa yang ia rasa, namun apalah daya hal itu selalu jadi rahasia. Apakah ia serius, atau hanya bercanda semata. Kita seolah bertanya-tanya pada diri kita sendiri, Walau ia sering berikan perhatian, namun rasanya itu bukan jaminan. Ia sering memberikan kepedulian, namun itu juga bukan kepastian.

"Hingga aku sadar, pelangi memang indah. Namun indahnya hanya sebentar saja."

Lambat laun ia semakin menjauh. Seolah berjalan mundur sambil melambai. Ia pun sedikit demi sedikit mulai merenggangkan perhatian, atau dengan seketika menghilang. Keindahannya padahal seolah baru kita rasakan. Debaran hati masih tak rela ia pergi. Namun apalah daya kita tak bisa mencegahnya pergi. Atau tetap merayunya agar setia menemani. Keistimewaan yang telah terjalin hanya membekas di hati, ia pergi dan menghilang dan kita pun tak tahu apakah ia akan kembali atau tidak. Hanya rasa sedih hati, perhatian, kepedulian, canda tawa dan segala keakraban dengan dia hanya menyisakan kenangan yang seolah berlalu begitu cepat begitu saja. Hanya tertinggal di hati kita, apakah mengikhlaskan kepergiannya atau tetap berharap ia kembali lagi dan tak sekadar jadi pelangi. Namun cahaya yang sinari kita tiap hari.


0 Response to "Kau Bagai Pelangi, Begitu Indah Namun Hadirmu Hanya Sebentar Saja"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.