Bukannya Aku Menyerah, Aku Hanya Sadar Sebatas Mana Aku Harus Berjuang Mendapatkanmu


Cinta itu memang sesuatu yang sering kali tidak aku mengerti. Namun sebaliknya pula, cinta sering kali membuatku ingin selalu untuk mencoba mengerti. Cinta datang dalam hati, menggugah sebuah rasa senang ketika bersama kamu. Menumbuhkan rasa nyaman untuk bersama kamu. Aku heran, kenapa kadang-kadang aku merasa demikian. Akankah aku yang terlalu baperan, atau memang dirimulah yang membuatku merasa berarti dan ingin bersama denganmu.

Setiap orang tentu berharap bisa bertemu dengan jodohnya dengan mudah. Berharap orang yang dicintainya itulah jodohnya. Termasuk
aku yang mencintaimu, berharap kamu adalah orang yang akan menjadi jodohku. Sehingga aku pun berusaha berjuang mendapatkan hatimu. Mungkin ada kesempatan bagiku untuk mendapatkanmu. Tentu ini bukan berusaha untuk sekedar menggombal dan merayumu, atau merengek-rengek memintamu untuk dijadikan pacar. Bukanlah seperti ini, aku ingin lebih dari itu. Ingin menjadikan dirimu adalah jodohku.

Lambat laun aku mengerti, sosok seindah kamu mempunyai banyak pengagum juga. Bukan hanya aku yang mengharapkamu. Ada orang lain juga, ada orang-orang yang sedang mengusahakan mengetuk hatimu pula. Aku kadang jadi gentar juga jika memikirkannya, walau setiap orang sebenarnya punya kesempatan yang sama. Tinggal siapa yang mau berjuang sampai akhir dan tidak menyerah. Hingga akhirnya engkau meilihnya dengan berbagai pertimbangan dan alasan. Aku pun dahulu berfikir demikian, hingga akhirnya aku pun tersadar.

"Untuk menjadikan kita berjodoh dengan seseorang itu, tidak selamanya kita memaksakan kehendak diri ini. Jodoh bukan memaksa diri ini untuk tetap berjuang, ada batasnya."

Aku mulai menyadari itu, saat aku tahu ternyata ada orang-orang yang menurutku lebih pantas bersanding denganmu daripada aku. Mereka aku nilai bisa membuatmu lebih bahagia daripada aku. Aku tentu juga sedih jika merasakannya, namun dibalik itu aku juga senang karena mengerti bahwa ada yang bisa lebih membuatmu tersenyum. Kau akan bahagia karena dia, padahal memang aku juga ingin lakukan itu. Setelah semua kedekatan yang telah terjalin bersamamu, aku juga berfikir bahwa apakah aku harus merelakanmu bersama orang lain. Atau membiarkanmu bahagia dengan orang lain, dan aku akan mencari sosok yang lain saja. Ah bingung juga awalnya, kau memang orang yang aku harapkan.

"Jangan marah terhadapku, kulakukan ini demi kebahagianmu pula"

Bahagia dalam mencintai dan dicintai itu memang seharusnya bukan sesuatu keegoisan, tak sekedar hanya aku yang boleh mencintaimu dan aku lah yang harus kau cintai. Padahal aku belum menjadi jodohmu yang halal. Kecuali nanti jika kita sudah menikah, aku bisa menuntut itu terhadapmu. Maka biarlah aku berhenti mengharapkanmu. Aku rasa sosok dia yang sekarang berada dekat denganmu itu, justru dialah yang bisa membahagiakanmu. Aku tidak ingin menggantungkan harapan terlalu tinggi, aku takut terjatuh dalam angan-angan cinta ini. Jika engkau bahagia, aku pun akan berusaha bahagia. Aku mohon maaf jika aku berhenti, bukan karena aku menyerah. Namun merelakanmu bersama orang lain yang menurutku lebih bisa membahagiakanmu, kurasa itu adalah keputusan yang lebih baik.


0 Response to "Bukannya Aku Menyerah, Aku Hanya Sadar Sebatas Mana Aku Harus Berjuang Mendapatkanmu"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.