Allah Pisahkanmu Dengan Dia Agar Kamu Memperbaiki Diri, Bukan Malah Sibuk Mencari Pacar Lagi

Allah Pisahkanmu Dengan Dia Agar Kamu Memperbaiki Diri, Bukan Malah Sibuk Mencari Pacar Lagi

Cinta telah membuat diri kita mengagumi seseorang dengan antusias. Membuat diri kita tanpa sadar sering melamunkannya di sela-sela waktu hingga batin merasa puas. Rasa itu membuat diri kita merasa semangat dan hilangkan rasa malas. Mungkin itu bagian dari rasa-rasa yang hadir kala kita jatuh cinta. Sebuah rasa yang memberikan hidup ini bermacam warna. Hingga tak jarang kita menjadi tersenyum sendiri karenanya.

Dalam tumbuhnya perasaan yang ada, banyak dari kita yang tak tahan untuk mengungkapkannya. Mengungkapkan rasa yang ada di hati untuk dia, seseorang yang menurut diri kita adalah orang yang kita sayangi. Berawal dari memberikan perhatian, hingga memberikan benar-benar ungkapan dengan kata-kata cinta.

"Jujur aku mencintaimu, jujur aku sayang padamu."

Atau tanpa ungkapan kalimat, namun kita memberikan sebuah tindakan yang seolah mengisyaratkan rasa cinta itu sendiri. Hingga entah kapan waktunya, seseorang itu pun memberikan balasan rasa yang sama. Entah itu kejujuran darinya, atau hanya sebuah balasan rasa yang diharap tumbuh seiring berjalannya waktu. Seketika, kita merasa menjadi sebuah pasangan. Seolah memiliki ikatan cinta yang harus saling dijaga satu sama lain. Kita menjadi berpacaran dengannya.

( Baca juga : Pekerjaanku Memang Sederhana, Namun Aku Bahagia Menjalaninya )

Pacar, mungkin itu istilah yang kita pakai. Sebagai bentuk pengakuan antara diri kita dan dengan dirinya bahwa ada dua orang yang mencintai dan menyayangi. Aku pacarmu, dan kamu pacarku. Mulai dari hari itu, entah apa sebabnya diri kita menjadi ingin diberi perhatian atau memberi perhatian padanya. Pokoknya serasa harus lebih dari orang lain. Jika tidak, rasanya itu adalah sesutu yang salah bagi kita. Sering bersama, sering berkomunikasi, sering melakukan banyak hal bersama. Atau paling tidak, ia menjadi orang yang kita ceritakan banyak hal setiap harinya.

Lambat laun memang kita menjadi saling akrab. Tetapi tak dipungkiri bahwa kita mulai semakin mengenalnya. Konflik diantara kita pun tidak bisa dihindarkan. Kita jadi menemui hal-hal yang tidak indah juga tentang cinta itu. Bahkan jika pacar kita itu adalah orang yang tidak "Baik", maka ia menjadi bertingkah yang tidak kita sukai. Atau meminta sesuatu yang tidak kita sukai. Entah itu dari segi perhatian, perbuatan atau materi. Hingga konflik-konflik itu membuat kita menjadi merasa sakit hati. Merasa sedih, merasa disakiti, atau merasa tidak dihargai dengan perasaan yang ada.

Putus, ada banyak hal yang bisa membuat diri kita putus. Kita semua mempunyai alasan tersendiri mengapa kita memilih mengakhirinya. Kita akhirnya berpisah dengan dirinya. Sedih memang, namun entah siapa yang harus kita salahkan. Menyalahkan si dia juga percuma, memang salahnya diri kita sendiri mengapa dulu memilih pacaran. Apalagi pacaran dengan dirinya.

( Baca juga : Kata-Kata Romantis, Bahagia Bersamamu )

Lalu, banyak dari kita yang sudah putus. Kemudian justru mencoba membuka hati lagi, dan akhirnya pacaran lagi. Siklus pun berulang kembali, putus lagi cari pacar lagi, dan seterusnya. Apakah memang diri kita melakukan hal yang demikian, seolah untuk mendapatkan jodoh itu hanya lewat pacaran. Jika tidak, maka tidak bisa berjodoh dengan seseorang. Jika demikian, bisa jadi kita malah memberikan kesempatan berkali-kali bagi hati untuk disakiti. Disakiti orang lain, disakiti orang baru yang kita beri kesempatan mencicipi hati.

"Sekiranya  kita harus sadar, bahwa Allah memisahkan kita dengan seseorang. Bisa jadi Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Untuk bisa mejadi lebih baik. Bukan berusaha move on, namun membuka diri untuk sibuk mencari pacar lagi."

Jangan membuat diri ini semakin sedih, dengan prinsip coba lagi dan coba lagi tentang hati. Ada kemungkinan, orang yang suka berganti-ganti pacar. Putus, kemudian dapat pacar lagi. Putus, kemudian berganti pasangan lagi. Putus, kemudian segera cari pacar lagi. Kemungkinan bahwa dia bukan saling memberikan cinta, bukan cinta yang ia tawarkan untuk pasangannya. Melainkan bisa sebuah rasa gengsi, rasa bangga, rasa puas hingga yang paling buruk adalah karena menuruti nafsu. Nafsu yang berkedok atas nama cinta. Nafsu yang berkedok cinta itulah, yang biasanya menjerumuskan kita untuk melakukan berbagai hal yang menjadi kenangan pahit bagi hidup ini. 

0 Response to "Allah Pisahkanmu Dengan Dia Agar Kamu Memperbaiki Diri, Bukan Malah Sibuk Mencari Pacar Lagi"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.