Coba Fikirkan, Mungkin 5 Hal ini Yang Membuatmu Telah Menunda Menikah

Setelah lama tidak membuat artikel ringan  yang panjang lebar. Kali ini AJP ingin membahasa tentang pernikahan, sebuah momen yang pastinya diidam-idamkan oleh setiap orang. Menikah, suatu yang begitu indah namun memang banyak orang yang tidak ingin menyegerakannya, atau bahkan mungkin menundanya. Entah dengan sengaja menunda, atau tanpa disadari telah menundanya. Berikut 8 hal yang mungkin membuat kita telah menunda saat-saat untuk menikah, versi AJP :

1. Menunggu Usia yang Menurut Kita Matang

Seiring berjalannya waktu, kita mungkin sudah mempunyai gambaran dan prinsip tersendiri kapan waktunya akan menikah. Kira-kira di umur berapa kita akan menikah. 20 tahun kah? 25 tahun kah? atau mungkin saat sudah berusia 30 tahunan. Gambaran rencana nikah di pikiran kita itu lahir dengan sendirinya seiring pergaulan dan pengalaman yang kita dapat di lingkungan kita.

Hal yang menjadikan kita menunda waktu pernikahan adalah kegelisahan diri kita terkait umur yang pas tentang kapan kita harus menikah. Saat kita telah jatuh cinta pada seseorang, saat kita rasanya ingin bersama dirinya selalu, saat mungkin ada seseorang yang mengajak kita menikah. Namun, kita terlalu gelisah. "Ah umurku masih segini, ah umurku belum siap, ah yang lain biasanya umur segini, nunguu pas umur segitu saja." Begitulah kiranya kita seolah tidak terlalu yakin dengan masalah umur.

Kalau di dalam Undang-undang yang ada, seperti Undang-Undang No 1 tahun 1974  tentang Perkawinan Bab 2 pasal 7 ayat 1. UU itu berbunyi :
“Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur  16 (enambelas) tahun."

Ternyata batas usia pernikahan sedemikian rupa, mungkin berbeda dengan usia kelayakan yang kita pikir sendiri.

2. Mengejar Pendidikan

Bagi diri kita yang sangat bermimpi untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Bisa jadi diri kita enggan untuk menikah sebelum diri kita mampu menamatkan pendidikan seseuai keinginan kita. Atau sebaliknya, bagi diri kita yang ternyata telah melabuhkan hati kepada seseorang yang ternyata begitu ingin mempunyai pendidikan formal yang tinggi. Besar kemungkinan kita menjadi orang yang bersedi selalu menunggunya, menunggu dan menunggu.

"Aku nikahnya setelah lulus SMA ah."
Eh pas sudah lulus SMA berkata lagi, "Ah lebih baik kuliah dulu biar lebih punya bekal pendidikan."

Sudah lulus kuliah S1, "Apa harus menikah sekarang ya? kelihatannya melanjutkan ke S2 dulu pasti lebih bagus deh."

Lalu berkata pada sang calon "Bang, tungguin aku ya. Biar aku kuliah dulu sampai selesai, siap kan bang? gak lama kok."

Atau "Dek, tunggu abang ya! ini biar selesai dulu kuliahnya. Pasti kamu bangga jika punya suami sudah punya gelar yang tinggi.

Kemudian bla bla bla, bisa jadi kita malah terus sibuk meneruskan pendidikan sampai begitu tinggi. Mungkin bisa sampai ke luar kota, ke luar provinsi, bahkan sampai ke luar negerti. Hingga ada kemungkinan orang yang mau menunggu kita akhirnya menyerah, atau akhirnya memilih orang lain untuk mendampinginya. Lalu diri kita di umur yang semakin menua, menjadi gelisah dengan siapa harus menikah.

3. Menunggu Pekerjaan

Berikutnya adalah tentang menunggu mempunyai pekerjaan yang bagus. Ini wajar saja memang, saat kita memutuskan menikah ketika nanti sudah mempunyai pekerjaan yang bagus. Apalagi bagi seorang laki-laki yang memang diberikan kewajiban untuk menafkahi keluarga. Mungkin bagi kita yang sudah dirintiskan usaha oleh orang tua, maka hal itu bisa mempermudah langkah kita dalam bekerja. Namun bagi kita yang mulai bekerja dari nol. Niscaya butuh ekstra perjuangan untuk bisa memiliki karier yang cemerlang.

Inilah masalahnya, saat kita terlalu menunggu pekerjaan kita ke tingkat kecermelangan. Menunggu mempunyai pekerjaan yang bagus, mapan dan dihargai banyak orang. Ibaratkan saat diri kita sudah lulus S1, umur kita mungkin berada pada kisaran 20 - 26 tahun. Lalu kita bekerja dengan keras, mungkinkah dalam waktu sekitar 3 - 5 tahun akan langsung mentereng. Tentu tak banyak orang yang seperti demikian. Saat itu usia kita sudah menginjak 30 tahunan. Lalu akankah kita terus menunggu sampai pekerjaan kita mapan. Tentu lelah rasanya hati, lelah menunggu belaian cinta untuk mendampingi diri yang sepi.

Terpenting itu "Tetap mau bekerja setelah menikah, bukan menunggu bisa bekerja mapan baru mau nikah. Biarlah Allah SWT yang mengatur jalan rejeki kita, niscaya akan ada jalan rejeki untuk berdua."

4. Menunggu Kemapanan

Setelah sudah bekerja belum mau menikah, katanya menunggu sampai mapan. Padahal kemapanan itu membutuhkah waktu dan perjuangan yang tak sebentar. Beberapa waktu lalu AJP melihat sebuah meme mau menikah sesudah mapan. Seperti ini gambar memenya  :

Coba Fikirkan, Mungkin 8 Hal ini Yang Membuatmu Telah Menunda Menikah
Luar biasa bukan? dengan estimasi sederhana seperti meme di atas. Mungkinkah diri kita menunggu menikah sampai usia 39 tahun, rasanya memang terlalu lama.

Maka dari itu, kita boleh saja bercita-cita jadi mapan. Namun alangkah tidak memberatkan diri jika kita tidak menyaratkan hal itu sebagai syarat untuk menikah. Berat bro!!!. Apalagi jika kita dari keluarga yang serba pas-pasan. Mengapa tidak berpikiran untuk mengusahakan indahnya perjuangan untuk sejahtera dengan berjuang bersama istri atau suami kita. Romantis tentu rasanya hal itu. Maka ada satu hal yang perlu dipikirkan juga, carilah istri atau suami yang mau menerima kita apa adanya. Suami atau istri yang tidak memandang diri kita dari harta atau materi yang kita punya.

5. Terlalu Banyak Kekhawatiran

Menurut AJP, poin kelima inilah yang paling membuat diri kita merasa enggan bersegera untuk menikah. Kita yang terlalu banyak khawatir dengan berbagai macam hal kedepannya.

Khawatir belum siap mental
Khawatir dipandang sebelah mata oleh calon pasangan
Khawatir belum siap menjadi istri / suami yang baik
Khawatir dengan pekerjaan yang kita punya
Khawatir tidak bisa sejahtera dengan rejeki yang ada
Khawatir dikomentari banyak orang
Khawatir diremehkan keluarga mertua
Khawatir tidak bisa sebahagia orang lain
Dan ribuan kekhawatiran yang lain

Hal-hal semacam ini yang membuat diri kita pesimis untuk menikah. Rasanya menikah menjadi berat dan memang susah dijalani. Lalu kita malah berandai-andai jadi orang lain, andai aku jadi dia, andai akau punya orang tua seperti mereka, andai aku bisa ini dan itu. Berbagai pengandaian yang rasanya percuma saja.

Oke waktunya kita untuk optimis. Yakin dengan diri kita sendiri, dengan mulai dari sekarang semakin memperbaiki diri. Lebih giat dan semangat untuk mempersiapkan pernikahan. Kita pasti siap dan bisa menjadi pasangan yang baik untuk orang yang kita cintai. Tak usah terlau khawatirkan perkataan orang, terpenting kita melakukan usaha yang terbaik untuk menikah dengannya. Allah SWT memang tidak memberikan jatah yang sama kepada setiap orang. Agar setiap orang mau berusaha dengan lebih baik, dilihat-Nya siapa yang mau semangat meraih harapannya. Lalu tidak lain, niscaya ada balasan pemberian dari Allah dari kerja keranya itu. Diantaranya adalah kebahagiaan dalam berumah tangga. Kebahagian bersama orang yang kita cinta.

*Semoga artikel ini bermanfaat dan mengispirasi, apabila ada kurang dan lebihnya. Memang admin mengakui banyaknya kekurangan dalam pengetahuan dan pengalaman. Oke, selamat berjuang dan selamat menikah dengan orang tercintanya. Dan selalulah berdoa kepada Sang Maha Cinta.

0 Response to "Coba Fikirkan, Mungkin 5 Hal ini Yang Membuatmu Telah Menunda Menikah"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.