Ketika Aku Selalu Menunggu, Hingga Dirimu Yang Aku Harapkan Akhirnya Tertarik Hatimu dan Bisa Mencintaiku.


"Cerita ini berawal dari diriku yang diam-diam memperhatikanmu. Aku sendiri juga tidak tahu awalnya, entah mulai sejak kapan aku mulai memperhatikanmu."

Pernahkan diri kita memperhatikan seseorang secara diam-diam. Walau awalnya mungkin diri kita sendiri pun tidak tahu bahwa kita sedang memperhatikan dirinya. Rasa sadar itu terasa saat diri kita merasa bahwa ada yang kurang ketika kita tidak melihat dirinya. Rasanya ada yang mengganjal pada jalannya hari, ketika kita belum bertemu dirinya atau sekadar mendengar kabarnya. Kita sejenak terdiam berharap bisa bertemu dengannya walau sebentar. Walau mungkin kita hanya bisa memperhatikannya dari jauh. Tatkala dekat, mungkin diri kita hanya terdiam malu sambil menutupi rasa deg-degan yang terasa.

"Hingga akhirnya suatu hari aku memang berharap. Berharap engkau suatu saat bisa tertarik padaku. Walau memang aku seperti ini adanya, seorang yang seolah tak begitu istimewa bagimu."
Sering kali memandangnya walau hanya beberapa detik saja. Namun memandangnya dengan segenap rasa di dada. Ada unek-unek hati yang seolah ingin dikatakan. Bahwa kita sedang memperhatikannya. Namun apalah daya, serasa diri kita memang tidak begitu istimewa baginya. Kita khawatir pada diri sendiri, bahwa kita takut jika akhirnya nanti akan merasa kecewa. Terkadang terbayang dorongan perasaan untuk berhenti berharap. Untuk apa memendam rasa untuk seseorang, jika orang tersebut serasa tidak begitu tertarik dengan kita. Namun yang namanya perasaan memang sulit dipaksa, sulit untuk menghapuskan perasaan yang telah tercipta.

"Diam-diam mengharapkanmu, sambil bertanya pada diri sendiri. Apakah dirimu juga mungkin untuk tertarik padaku?."

Seolah rasanya memang mustahil, namun diri kita mencoba untuk berusaha. Berusaha menjadi orang yang mungkin bisa menarik perhatiannya. Melakukan sedikit demi sedikit perubahan. Melakukan hal-hal untuk membuatnya memperhatikan kita. Rasa sedih kadang terasa, saat dirinya memperhatikan orang lain. Seolah memang tidak rela, tidak rela jika dirinya bersanding bersama orang lain. Padahal kita juga tidak bisa menyalahkan orang lain. Apalagi menyalahkan dirinya, dia berhak dicintai dan mencintai siapa saja. Namun serasa memang diri ini tak berharap hal itu terjadi. Kita menghibur diri dengan egois berharap bahwa dia nantinya hanya bersama kita.

"Masih selalu menunggu, berharap dirimu suatu saat merasakan hal yang sama juga padaku. Entah kapan itu, aku masih memendam perasaan ini untukmu."

Kita mencoba mempercayai bahwa ketika diri ini mencintai seseorang dengan tulus. Kemungkinan ia pun akan merasakan hal yang sama juga. Terkadang diri ini ingin mengungkapkan, namun serasa takut dibuatnya. Ada perasaan ragu jika nantinya malah diacuhkan oleh dia. Padahal memang lambat laun ada keakraban yang tercipta. Ada kemajuan yang memang terasa, walau tidak terbersit secara nyata. Hanya diri ini menunggu, berharap suatu saat datang waktu yang tepat. Saat dirinya memang akhirnya menoleh ke arah kita. Menoleh memberi hati untuk kita.

"Aku tidak ingin memaksamu mencintaiku. Aku masih sabar menunggu waktu dimana dirimu merasakan hal yang sama sepertiku."

Jodoh memang bukan memaksa orang lain untuk mau bersama kita. Namun kerelaan dengan ikhlas mau bersanding dengan kita. Cinta juga bukan tentang hanya diungkapkan salah satu di antara pasangan, namun memang harus semuanya. Rasanya jika mengungkapkan padanya itu kita pun bisa, namun bukan itu tujuan singkatnya. Kita merasa bahwa percuma diungkapkan segera, jika memang tidak ada rasa balasan dari dirinya. Mungkin diri kita yang akan merasa kecewa. Hingga akhirnya kita masih mencoba menyemangati diri sendiri, mungkin diri kita masih bisa setia dalam berusaha. Mencoba memberi sedikit demi sedikit perhatian. Memberi sebuah kepedulian dan pengorbanan. Berharap hatinya suatu saat terbukakan, hingga akhirnya cinta kita bersambut dengan perasaannya yang ada benih-benih cinta tertumbuhkan.

"Tetap tersenyum padamu, tersenyum dari jauh karena memperhatikanmu. Saat diri ini masih menunggu, berharap suatu saat kau akan jadi jodohku."
 

0 Response to "Ketika Aku Selalu Menunggu, Hingga Dirimu Yang Aku Harapkan Akhirnya Tertarik Hatimu dan Bisa Mencintaiku."

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.