Berani Melamarnya, Satu Langkah Menuju Pernikahan Bersamanya



Saat diri kita mulai merasakan cinta kepada seseorang. Belum tentu saat itu kita sudah siap untuk menikah. Mungkin pada saat diri kita masih dalam tahap menuju dewasa, masih dalam tahap persiapan, atau sedang sibuk melakukan hal yang lain. Saat diri kita mengharapkan seseorang menjadi jodoh kita, belum tentu saat itu kita tengah penuh kesiapan untuk bisa bersanding dengan dirinya. Hingga rasanya memang ada waktu jeda dimana kita menyimpan perasasan kita. Waktu dimana kita belum berani mengatakan cinta kepada seseorang. Hingga mungkin diri kita sudah pernah memendam perasaan cinta itu sejak lama. Entah itu beberapa bulan bahkan mungkin beberapa tahun.

Hingga lambat laun memang cinta yang terpendam itu akhirnya ingin kita utarakan. Ada banyak cara berbeda ketika seseorang mengungkapkkannya. Ada yang ia katakan secara langsung kepada orang yang dicintainya saja. Berharap menjadikannya seorang pacar. Ada pula yang mengatakannya kepada si dia dan sekaligus kepada orang tuanya. Hal itu untuk meminta restu dari cintanya. Tentu setiap orang memang punya cara tersendiri. Namun ada satu hal yang bisa memberikan harapan besar bahwa orang yang kita cintai akan menikah dengan kita. Satu hal yang menjadi jalan besar untuk bisa membuatnya pergi ke pelaminan bersama kita, yaitu berani melamarnya.

Kita tentu berharap orang yang kita cintai akan bersama kita nantinya. Berharap bahwa si dia akan menjadi jodoh kita. Kecuali memang diri kita hanya ingin cinta-cintaan saja. Mengaku mencintai namun hanya sekadar mencintai, tidak ada niatan untuk bisa menjadi jodohnya. Memang orang yang semacam itu ada, ia yang berkata cinta namun malas jika ditanya tentang arah cintanya kepada kita. Jika ditanya biasanya beralasan bahwa yang penting menikmati cerita yang sekarang, serta ia bilang bahwa tentang bab-bab menikah itu dibahas nanti saja. Namun orang-orang yang benar-benar serius mencintai tentu selalu punya niatan untuk mengejar jodohnya menuju ke pelaminan. Salah satunya berpikir untuk melamar sang pujaan hati. Melamarnya untuk mendapatkan restu dari orang tuanya. Melamarnya apakah ia bersedia menjadi jodoh kita atau tidak.

Melamar memang menjadi satu tahapan untuk mendekatkan kita ke jalur pernikahan. Melamar memang butuh keberanian. Hal itu membutuhkan niat yang serius dan keberanian seseorang dalam mengahadapi calon jodohnya dan calon mertuanya. Tidak mudah tentu seseorang bisa memiliki keberanian tersebut. Namun saat hati sudah punya niat bulat untuk bersanding dengannya. Tentu hal itu membuat diri kita yakin bahwa untuk mendapatkan si dia adalah dengan melamarnya. Kita tentu menayadari bahwa memang bukan hanya diri kita saja yang punya harapan padanya. Ada orang lain yang bisa saja mendahului kita. Itulah tantangannya, seberapa diri kita pantas menjadi orang yang ia pilih di antara pilihan-pilihan yang ada di hadapannya.

Melamar si dia untuk membuatnya punya ikatan khusus kepada kita. Hingga beberapa saat lagi akhirnya menikah dengan kita. Tentu ada beberapa persiapan untuk melamar si dia. Kita pun harus memikirkannya, tidak asal nekat dan tidak asal minta restu kepada orang tuanya. Kita memang harus punya keberanian, sebagai bentuk keseriusan kita. Melamarnya sabagai satu langkah menuju ke pernikahan bersama dirinya. Tentunya orang yang kita cintai sudah menunggu pembuktiannya. Melamar sebagai bukti keseriusan diri kita. Tidak hanya sekadar rayuan-rayuan cinta. Tidak sekadar gombalan yang begitu romantis. Tidak hanya sekadar kalimat I love You. Hal itu karena cinta bukan sesuatu hal yang bisa dibuktikan dengan semudah itu. Maka semangatlah dalam membuktikannya, agar memang dirinya menjadi jodoh buat kita.

0 Response to "Berani Melamarnya, Satu Langkah Menuju Pernikahan Bersamanya"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.