Filosofi Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk

Gambar Ilustrasi : www.lapaknasa.com


Padi adalah sebuah tanaman yang banyak ditanam oleh petani di Indonesia. Padi merupakan salah satu tanaman utama yang menjadi sumber bahan makanan pokok. Padi menghasilkan beras yang nantinya bisa menjadi nasi. Salah satu makanan pokok di Indonesia. Padi, mempunyai sebuah makna filosofis dalam pertumbuhannya. Semakin ia berisi, maka ia semakin merunduk. Bisa dimaknai, semakin berisi ilmu seseorang, seharusnya ia meniru padi untuk semakin rendah hati.

Waktu muda, padi yang belum berisi memang tumbuh mendongak ke atas, Padi itu belumlah cukup berisi, padi itu masih sedikit bulir-bulir padinya. Begitupun manusia, seringkali saat ia tidak memiliki banyak ilmu pengetahuan justru ia sering banyak petentang-petenteng menantang dunia. Atau ia baru saja mencicipi ilmu pengetahuan, ia sudah bergaya seolah memiliki banyak ilmu dan lebih pintar dibandingkan orang lain. Ia merasa lebih wah dibanding orang lain. Merasa bahwa orang lain tak lebih baik dari dirinya. Banyak kita temui orang-orang di sekitar kita seperti itu. Orang yang merasa lebih baik dari orang lain. Padahal baru saja ia memiliki sesuatu yang sebenarnya adalah sesuatu yang terkadang biasa saja. Atau memiliki barang-barang dunia yang tak sepantasnya ia terlalu banggakan.

Kita mungkin sering melihat, ada sekali seseorang yang baru saja memiliki jabatan kecil di masyarakat. Namun gayanya sudah sok-sokan, apa-apa minta dihormati dengan sehormat-hormatnya. Ia minta sangat dihormati bak presdien, serasa ia menjadi manusia yang gila hormat. Membuat orang lain seolah bertanya, kenapa dia baru saja mempunyai jabatan sekecil itu namun minta dilayani dan dihomrati sejadi-jadinya. Mengharap dihormati memang boleh, itu adalah hak semua manusia. Memang semua manusia wajib saling menghormati satu sama lain. Namun berharap dihormati dengan sangat padahal bukanlah siapa-siapa itu adalah sesuatu yang bisa membuat orang lain tak sukda dengan kita. Bukan senang jadinya, justru terkadang hanya menjadi formalitas senyuman kepada kita.

Kita akan dihormati jika memang kita punya kapasitas dihormati. Seseorang akan menghormati kita dengan sendirinya saat kita memang pantas dihormati. Tanpa diminta pun seseorang menjadi hormat kepada kita. Karena mereka tahu bahwa kita pantas dihormati. Namun selayaknya, kita hidup di dunia bukanlah mencari penghormatan dari manusia. Tidak mempunyai cita-cita untuk membuat orang lain hormat kepada kita. Kita hanya berusaha menjadi tehormat, bukan gila hormat. Menjadi terhormat adalah yang lebih membuat kita berbenah diri dan menjadi lebih baik. Sedangkan gila hormat, membuat kita berorientasi untuk mencari penghormatan dari orang lain.

Jadilah seperti padi, yang semain berisi semakin merunduk. Kiranya itulah yang paling utama dan sangat baik. Saat kita sudah memiliki atau mendapatkan kualitas pada diri kita. Entah itu jabatan, entah ilmu pengetahuan, entah itu berbagai kemampuan atau berbagai gelar-gelar tertentu. Hal itu semakin menjadikan kita berendah hati, membuat kita semakin menghormati orang lain bukan sebaliknya minta dihormati. Semakin berisi membuat kita menjadi orang yang berkepribadian sederhana, tak menyombongkan diri dan banyak gaya. Justru saat seseorang menjadi orang yang sederhana dan rendah hati, sosok tersebut justru terlihat sangat mulia.

"Orang yang selalu minta dihormati justru terlihat rendah, orang yang selalu menghormati justru terlihat istimewa derajat wibawanya".

0 Response to "Filosofi Padi, Semakin Berisi Semakin Merunduk"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.