Filofosi Air Dalam Teko



"Teko yang bermanfaat itu bukan hanya tentang seberapa banyak air di dalamnya, namun seberapa teko itu dapat memberikan airnya ke dalam cangkir-cangkir lain."

Air dalam teko ibarat sesuatu yang bisa kita kumpulkan dari demi hari, entah itu harta, entah itu ilmu pengetahuan atau tentang pengalaman-pengalaman yang kita miliki. Sementara teko itu ibarat diri kita yang menampungnya. Kita bisa mengumpulkan harta sebanyak mungkin, selama diri kita masih bisa berusaha dan bekerja. Namun jika di dunia ini kita tidak mau berbagi kepada orang lain, setelah kita punya harta yang melimpah. Niscaya harta itu hanya mengendap pad diri kita sendiri. Begitu pun dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kita peroleh. Mungkin diri kita telah belajar ke berbagai tempat. Bahkan kita belajar sampai jenjang yang begitu tinggi. Kita mencari pengalaman ke berbagai penjuru negeri. Hingga kita akhirnya mempunyai banyak ilmu dan pengalaman. Bahkan kita sudah mendapatkan banyak gelar dan juga jabatan. Namun apa guna itu semua, jika kita tidak mau berbagai ilmu kita. Jika kita mau membagikan ilmu yang kita peroleh, mengajarkannya kepada orang lain yang membutuhkan. Mungkin air dalam teko itu bisa habis setelah diberikan kepada orang lain. Namun diri kita sudah tahu bagaimana untuk mengisinya kembali. Maka menjadi teko yang berguna, hal itu lebih baik jika kita hanya menjadi teko yang diam ditempat dipenuhi isi.

"Sebanyak apapun air dalam teko, jika airnya tidak pernah di tuang. Semua orang tidak bisa merasakan airnya."


Pernah kita melihat orang yang telah belajar dengan cukup lama. Ia sudah dianggap sebagai sosok yang cerdas berpengetahuan. Namun karena ia tidak meau mengajarkan ilmunya. Orang-orang di sekitarnya pun tidak pernah tahu seberapa ia telah memiliki banyak ilmu pengetahuan itu. Teko yang tidak pernah mengucurkan airnya, orang-orang tidak pernah tahu rasa air dalam teko itu. Memang keberuntungan dan takdir seseorang itu berbeda-beda. Mungkin diri kita adalah sosok yang ditakdirkan oleh Allah untuk bisa mengumpulkan berbagai pengetahuan dan materi. Lewat berbagai kesempatan untuk mencari ilmu ke tempat lain. Kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk berusaha dengan lancar dan penuh kesuksesan. Namun tentu kita menyadari, bahwa tidak semua orang seberuntung kita. Tidak semua orang bisa selancar kita dalam berusaha. Mungkin teko milik orang lain tidak mudah terisi oleh air. Tidak semudah teko yang kita miliki. Bahkan mungkin orang lain serasa tidak mempunyai teko, mereka hanya diberi jatah gelas atau cangkir kecil saja. Kita yang diberikan jatah sebagai teko, tentu sungguh mulia jika mau membagikan apa yang telah diberikan Allah untuk kita itu untuk orang lain. Membagikannya untuk gelas-gelas dan cangkir-cangkir yang ada di sekitar kita. Berbagi kebahagiaan tentu tidak ada ruginya, kita bisa mendapatkannya pula dari orang lain ketika sudah sama-sama ingin berbagi.

"Teko itu bisa menampung air sedikit demi sedikit, namun lama-lama aku penuh juga. Bahkan bisa meluber kemana-mana tanpa bisa kita cegah. Jika terus di aliri, namun tidak pernah dituangkan. Hingga malah mengotori tempat di sekelilingnya."


Hidup ini tentu ada jatahnya, kita sudah dijatah oleh Allah dengan ukuran sekian dan sekian. Kita tidak boleh serakah terhadap dunia yang sementara ini. Setiap orang sudah diberikan jatah untuk bisa tetap bertahan dalam hidup ini. Kita harus dengan bijak menempatkan semua titipan yang telah Allah percayakan kepada kita. Sesuatu yang berlebihan memang biasanya tidaklah baik. Air teko yang meluber kemana-mana tentu akan membasahi berbagai tempat, hingga terkadang bisa menjadikannya kotor. Teko yang kita miliki tidak selamanya bisa tetap terisi, walau kita terus berusaha dan bekerja. Ada kalanya kita berbagi kepada orang lain. Mau menuangkan miliki kita untuk wadah orang lain. Agar jika diri ini masih semangat berusaha dan bekerja, semuanya masih bisa tertampung. Jika kita berbaik hati, mungkin Allah akan memberikan jatah teko yang lebih besar kepada kita agar tidak meluber-luber kemana lagi. Teko yang lebih besar itu mungkin adalah doa-doa dari orang yang pernah kita bantu, orang yang kita tolong. Doa itu menjadi sebuah kenyataan, mereka memintakan kebaikan dan kebahagiaan kepada kita. Kebaikan dan rasa berbagi kita berbalas menjadi doa orang lain kepada kita. Alangkah bahagia jika kita bisa selalu mendapatkan doa dari orang lain.

0 Response to "Filofosi Air Dalam Teko"

Post a Comment

BERLANGGANAN GRATIS VIA EMAIL

Dapatkan Artikel Terbaru Dari AJP Creations Melalui Email Anda. Jangan lupa cek kotak masuk di emailnya untuk mengaktifkan fitur pengiriman, setelah klik berlangganan di bawah ini.